Selamat Datang Di Blog RAPI Karawang

Tuesday, August 21, 2018

DESTINASI WISATA DI KARAWANG (1)

Karawang memang terkenal dengan Lumbung Padi Nasional (dulu jaman penulis masih polos...), seiring berkembangnya jaman menjadi kota industri dan mulai berkembang perumahan-perumahan mengikuti perkembangan industri. Dimana para pekerja industri mulai berondong-bondong memasuki karawang (termasuk penulis :p). 

Wisata belanja dan kuliner pun makin berkembang sangat pesat, seakan tidak mau tertinggal dengan calon konsumen yang siap menukar uangnya dengan kebutuhan primer maupun sekunder.

Tapiiii......(beri spasi, mungkin ada yang mau join contact penting 10.33......hihihihi) nampaknya wisata belanja dan kuliner belum bisa memenuhi hasrat pada penikmat hiburan dan liburan. Masih mencari tempat-tempat wisata lainnya yang paling tidak bisa menjadi tempat untuk ngadem bersama keluarga setelah sepekan sibuk menguras tenaga dan pikiran di tempat kerja. Maka dari itu penulis berusaha sekuat tenaga dan pikiran juga untuk mengumpulkan artikel dari berbagai sumber tentang tempat wisata yang tentunya enggak jauh-jauh dari Karawang.

Jadi, mari guys kita elaborasi (jiaaah...lebay) secara singkat saja tempat wisata yang bisa kita sambangi di Karawang ini. Kita mulai dengan wisata sejarah, dimana Karawang juga merupakan tempat yang banyak menyimpan sejarah.

1. MONUMEN RAWAGEDE
foto dari @sudutbumi
Lokasi Monumen Rawa Gede terletak di Kecamatan Rawamerta 10 km dari Ibu Kota Kabupaten Karawang. Monumen Rawagede yang mulai dibangun pada November 1995 dan diresmikan pada 12 Juli 1996 ini berada dekat dengan persawahan penduduk di pinggaran Timur perkampungan, dibatasi dengan pagar.

Pembantaian Rawagede adalah peristiwa pembantaian penduduk Kampung Rawagede (sekarang terletak di Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang), di antara Karawang dan Bekasi, oleh tentara Belanda pada tanggal 9 Desember 1947 sewaktu melancarkan agresi militer pertama. Sejumlah 431 penduduk menjadi korban pembantaian ini, hanya 181 korban yang jenazahnya ditemukan dan dimakamkan secara baik.
foto : kompasiana.com

Monumen Rawa Gede didirikan untuk mengenang tewasnya 431 orang warga sipil yang teguh mempertahankan tempat persembunyian Pejuang Kemerdekaan, demi mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam diorama ini digambarkan kebiadaban dan kekejaman Tentara Belanda yang sedang membantai rakyat yang tak berdosa, termasuk diantaranya anak-anak dan perempuan. Di lingkungan Monumen Rawa Gede ini terdapat 431 makam rakyat yang rela mati demi mempertahankan kemerdekaan.

Yang baru tahu..ngacuuuuung......!!!!.

2. MONUMEN KEBULATAN TEKAD
foto : ekaikhsanudin.net
Tugu Kebulatan Tekad Rengasdengklok terletak di Kampung Bojong Tugu, Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat atau 100 m dari Rumah Penculikan Proklamator, dibangun di atas tanah seluas 1.500 m2, yang merupakan bekas lokasi markas PETA (Pembela Tanah Air), dengan koordinat GPS: 06° 09′ 430″ LS dan 107° 17′ 340″ BT.

Tugu Kebulatan Tekad Rengasdengklok dibangun pada tahun 1950, untuk mengenang Kebulatan Tekad Pemuda, Pejuang serta Tokoh-tokoh Bangsa untuk merebut dan melepaskan Tanah Air dari kungkungan penjajah guna menuju Negara yang merdeka. Tugu ini dibentuk dengan motif tangan kiri yang mengepal tinju diartikan untuk melawan, sedangkan tangan kanan tidak dilukiskan karena memegang senjata atau bambu runcing. Untuk tarifnya penulis nggak tau... karena waktu kesana penulis dijebak....hahaha...

3. RUMAH PENCULIKAN PROKLAMATOR DI RENGASDENGKLOK
foto : telegramjakarta.com
Pada 16 Agustus 1945, Sukarno dan Mohamad Hatta “diculik” oleh sejumlah pemuda Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan “Menteng 31” dan dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Propinsi Jawa Barat.


Di sana Sukarno-Hatta yang kemudian menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia, singgah di sebuah rumah milik Djiauw Kie Siong, salah seorang dari pasukan Pembela Tanah Air (Peta) terletak di Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat.
foto : id.wikipedia.org
Kemudian di rumah Djiaw Kie Siong inilah Bapak Bangsa Soekarno – Hatta serta para tokoh Pemuda dan Pejuang merumuskan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Bangga ya??!!!

Selanjutnya....

4. BENDUNGAN WALAHAR
foto : karawang.info
Bendungan Walahar, dahulu bernama Parisdo, yang terletak di Desa Walahar, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat ini digunakan sejak tanggal 30 November 1925. Dibangun pada masa penjajahan Belanda, dimana dalam pembangunannya mengandalkan tenaga pribumi. Maka tidak heran jika arsitekturnya mengingatkan kita pada bentuk bangunan sisa penjajahan Belanda lainnya yang masih bisa kita temui di berbagai pelosok tanah air.

Bendungan yang membagi air Sungai Citarum ini difungsikan untuk mengatur debit dan sirkulasi air dalam mengairi areal pesawahan di Karawang seluas ±87.507 ha.


Selain untuk mengairi sawah, bendungan ini juga berfungsi sebagai penahan air ketika daerah Karawang bagian utara dilanda banjir di musim penghujan, seiring meluapnya air laut di pantai utara.

5. STASIUN KARAWANG
foto : heritage.kereta-api.co.id

Stasiun Karawang (KW) adalah stasiun kereta api yang terletak di Jl. Arif Rahman Hakim, Nagasari, Karawang Barat, Karawang, Propinsi Jawa Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +16 m ini termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Saat ini Stasiun Karawang hanya melayani naik turun penumpang kereta api lokal Jakarta – Purwakarta pp. Ke arah barat KA menuju Tanjung Priok berangkat dari stasiun ini jam 05.33 dan 12.57, menuju Jakarta Kota jam 06.21 dan 06.25, sedangkan menuju Pasar Senen jam 18.01. Ke arah timur menuju Purwakarta jam 10.44, 15.37, dan 19.21; sedangkan jam 18.13 hanya sampai Cikampek (penulis tidak bertanggungjawab untuk jadwal, disarankan menanyakan pada stasiun terdekat......).

Perusahaan kereta api swasta Bataviasche Ooster-Spoorweg Maatschappij (BOS) yang kemudian tertarik menanamkan modal pada bisnis pengembangan jalur kereta api di Jakarta (Batavia), khususnya bagian timur Jakarta (Batavia) yaitu rute Jakarta-Karawang.


Pada tahun 1887, jalur Jakarta (Batavia) – Bekasi sepanjang 27 km selesai dibangun kemudian dilanjutkan Jalur Bekasi – Kedungede selesai dibangun pada 1891. Seperti kisah NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg maatschappij), BOS pun mengalami kesulitan keuangan. Akhirnya Pemerintah Hindia Belanda memberi bantuan dana pada BOS untuk menyelesaikan jalur hingga Karawang dan selesai dibangun pada 1898.


Sekian dulu tempat-tempat bersejarah di Karawang yang bisa dijadikan tempat wisata. Tanamkan semangat cinta NKRI melalui sejarah dengan mengunjungi tempat-tempatnya dan tahu apa yang terjadi secara benar di tempat itu. Wisata lainnya akan penulis tulis pada lain kesempatan.



Berikutnya : DESTINASI WISATA DI KARAWANG (2) jangan di klik, belum nyambung....



Kelik Pelipurlara
Yanu Budi Setyawan
JZ10DYB

Sumber : https://gpswisataindonesia.wordpress.com/2016/01/09/wisata-sejarah-di-karawang-jawa-barat/

No comments:

Post a Comment